Sabtu, 14 Mei 2016

Abdillah Firmanzah Hasan.

Abdillah Firmanzah Hasan.
Nasehat “Abdillah Firmanzah Hasan” dalam bukunya yang berjudul “99 RESEP HIDUP RASULULLAH.” Penerbit zaman
Banyaklah Mendengar Daripada Bicara
"Seseorang mati karena tersandung lidahnya dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya.”
Banyak orang beranggapan,  manusia diberi dua telinga,  sementara mulut hanya satu,  maknanya supaya kita lebih banyak mendengar daripada berbicara.  Dengan mendengar kita lebih banyak mengambil pengetahuan dari apa yang kita dengar.  kan.  Sementara orang yang banyak bicara-yang bukan bertuju.  an untuk menyampaikan kebenaran-lebih banyak mengundang dosa.
Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti dalam kitabnya Raudhah Al-  Ugala wa Nazhah Al-Fudhala pernah menyampai-  kan, "orang yang ber seharusnya lebih banyak mempergu nakan kedua telinga daripada mulutnya.  Dia menyadari perlu bahwa dia diberi telinga dua buah,  sedangkan diberi mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara.  Sering kali orang menyesal di kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya,  sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan.  Dan menarik diri dari perkataan yang belum d capkan adalah lebih mu dah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan.  Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara,  maka perkataan perkataannya akan menguasai diri nya.  Sebaliknya,  bila tidak sedang berbicara,  maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.  Diam untuk mendengarkan adakala nya lebih baik daripada berbicara jika apa yang dibicarakan lebih banyak mudharat daripada manfaatnya.  Misal,  menggibah,  menuduh,  sampai memfitnah.  Parahnya jika embicaraan tersebut menimbulkan pertikaian permusuhan.  Benarlah apa yang dikatakan Ali ibn Abi Thalib ra. "Seseorang mati karena tersandung lidahnya dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya.  Tersandung mulutnya akan menambah(pening)  kepalanya sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan
 Untuk menjadi pribadi yang bijak,  tidak ada salahnya kita melatih diri dengan lebih banyak mendengar,  menyimak,  memahami,  dan merenungkan beragam informasi yang bermanfaat.  Banyak mendengar bukan berarti kita tidak boleh berbicara Tapi kita perlu memilah-milah,  mana waktu yang tepat untuk berbicara dan mana waktu yang tepat untuk mendengarkan.  Saat berbicara kita harus menimbang apakah yang saya ka takan itu benar atau salah,  bermanfaat atau tidak,  pantas atau tidak,  melukai hati orang lain atau tidak.  Jangan sampai kita menjadi manusia bangkrut karena kita tidak mengendalikan diri dalam berbicara,  sebagaimana yang pernah dijelaskan Rasululah saw kepada sahabatnya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat,  puasa,  dan zakat,  akan tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela,  menu duh,  memakan harta,  menumpahkan darah,  dan memukul oran lain.  Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi.  Apabila amalan kebaikannya sudah habis dibe rikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya,  maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu,  lalu diberikan kepadanya.  Kemudian dia pun dicampakkan ke neraka." (HR Muslim).

Terimaksih Telah Membaca
Silahkan pos kan komentar anda ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar